Cross-Site Scripting (XSS): Definisi, Cara Kerja, Jenis, Dampak, dan Pencegahannya
Apa Itu Cross-Site Scripting (XSS)?
Cross-Site Scripting (XSS) merupakan kerentanan keamanan yang memungkinkan penyerang menyisipkan skrip berbahaya (biasanya berupa JavaScript) ke dalam halaman web yang dijalankan di browser pengguna lain. Kerentanan ini dapat mengeksploitasi interaksi antara pengguna dengan aplikasi web, sehingga skrip berbahaya bisa dieksekusi secara langsung oleh browser korban.
Bagaimana XSS Bekerja?
XSS bekerja dengan menyisipkan kode berbahaya ke halaman web yang kemudian dieksekusi oleh browser pengguna yang tidak curiga. Penyerang biasanya memanfaatkan input form atau URL yang tidak divalidasi dengan benar. Skrip tersebut dieksekusi dalam konteks situs web yang dipercaya oleh pengguna.
Proof of Concept (POC) Serangan XSS
Contoh sederhana proof of concept:
http://contoh.com/search?q=<script>alert('XSS')</script>
Ketika pengguna mengunjungi URL ini, alert box dengan pesan "XSS" akan muncul jika situs tidak memiliki mekanisme perlindungan yang baik.
Jenis-Jenis Serangan XSS
Terdapat tiga jenis utama serangan XSS:
1. Reflected Cross-Site Scripting
Jenis ini muncul saat input berbahaya dikirimkan melalui permintaan HTTP dan segera ditampilkan kembali ("refleksi") tanpa validasi yang memadai.
Contoh:
http://example.com/page?nama=<script>alert('Reflected')</script>
2. Stored Cross-Site Scripting
Stored XSS terjadi ketika skrip berbahaya disimpan dalam database atau sistem file server. Ketika pengguna lain mengakses halaman web tersebut, skrip berbahaya akan secara otomatis dieksekusi.
Contoh umum adalah komentar atau posting forum yang disimpan di database:
<input value="<script>alert('Stored')</script>">
3. DOM-based Cross-Site Scripting
Jenis ini terjadi di sisi klien, di mana kode JavaScript berbahaya dieksekusi oleh perubahan DOM (Document Object Model) pada halaman web, tanpa interaksi langsung dengan server.
Contoh:
<script>
var pos = document.URL.indexOf("nama=") + 5;
document.write(decodeURIComponent(document.URL.substring(pos)));
</script>
Pemanfaatan Serangan XSS
XSS dapat dimanfaatkan untuk:
- Mencuri cookie atau sesi pengguna (session hijacking).
- Mengubah tampilan halaman web (defacement).
- Mengalihkan pengguna ke halaman phishing.
- Menjalankan malware di browser pengguna.
Dampak Kerentanan XSS
Kerentanan XSS dapat menyebabkan dampak serius seperti:
- Kebocoran data pribadi pengguna.
- Kehilangan kepercayaan pengguna.
- Kerugian finansial karena pencurian data sensitif.
- Reputasi perusahaan menjadi rusak.
Cara Menemukan dan Menguji Kerentanan XSS
Beberapa metode pengujian XSS adalah:
- Melakukan pengujian input dengan karakter khusus seperti
<, >, ', ", /
. - Menggunakan alat seperti OWASP ZAP, Burp Suite, atau manual testing dengan injeksi payload khusus XSS.
Content Security Policy (CSP)
CSP merupakan mekanisme keamanan yang memungkinkan admin situs web menentukan sumber konten yang boleh dijalankan di halaman web. Ini membantu mengurangi risiko XSS dengan membatasi eksekusi skrip hanya pada sumber terpercaya.
Contoh CSP sederhana:
Content-Security-Policy: script-src 'self' https://trustedscripts.example.com
Dangling Markup Injection
Dangling Markup Injection adalah bentuk khusus dari XSS yang terjadi ketika markup HTML tidak ditutup dengan benar, memungkinkan penyerang untuk menyisipkan skrip tambahan yang berbahaya.
Contoh:
<a href="http://example.com"<script>alert('Dangling')</script>
Cara Mencegah Serangan XSS
- Validasi input pengguna: Gunakan whitelist untuk validasi input.
- Sanitasi data output: Gunakan library sanitasi seperti DOMPurify atau OWASP Java Encoder Project.
- Implementasi CSP: Terapkan kebijakan CSP yang ketat.
- Encoding output: Gunakan encoding yang tepat pada output yang diberikan ke halaman web.
Pertanyaan Umum tentang Cross-Site Scripting
- Apakah HTTPS melindungi dari XSS? Tidak, HTTPS hanya mengenkripsi data antara browser dan server, tetapi tidak mencegah injeksi kode.
- Apakah XSS hanya menggunakan JavaScript? Tidak, tetapi JavaScript adalah bahasa paling umum yang digunakan untuk eksploitasi XSS.
- Apa perbedaan XSS dan CSRF (Cross-Site Request Forgery)? XSS memanfaatkan skrip berbahaya pada browser korban, sedangkan CSRF mengeksploitasi otoritas pengguna pada situs web.
Dengan pemahaman mendalam mengenai serangan Cross-site Scripting ini, diharapkan perusahaan dan pengembang web mampu mengimplementasikan langkah preventif secara efektif untuk mengurangi risiko keamanan secara signifikan.